Minggu, 14 Februari 2010

Apa itu Penyakit Ginjal ?

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.


Ginjal adalah dua pasang organ yang berada di bawah rusuk, bersisian kanan-kiri dengan tulang belakang. Ginjal berfungsi menyaring sampah hasil metabolisme tubuh dan memonitor keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit tubuh. Zat kimia yang bermanfaat kemudian diserap kembali dan yang tidak bermanfaat dibuang melalui air seni (urin).

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.

Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan 5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.

Gagal ginjal terjadi ketika ginjal mengalami kerusakan sehingga gagal menjalankan fungsinya. Akibatnya, zat-zat toksin hasil metabolisme terus bersirkulasi dalam darah dan menumpuk di dalam tubuh. Keracunan ini dapat menyebabkan muntah-muntah, lemah, disorientasi dan koma. Di saat yang sama, karena ginjal berhenti memproduksi hormon eritropoetin, sumsum tulang menjadi tidak efisien memproduksi sel darah merah sehingga menimbulkan animea.

Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah.
Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.

Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.

Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.

Gagal ginjal dapat bersifat akut maupun kronis.

Pada gagal ginjal akut, ginjal kehilangan sebagian atau seluruh kemampuannya dengan cepat karena berbagai sebab, antara lain:

  • Pendarahan berat atau serangan jantung yang membuat volume darah ke ginjal menjadi sangat berkurang (hipovolemia)
  • Dehidrasi atau kurangnya cairan dalam tubuh karena diare, demam, dll.
  • Sumbatan dan halangan terhadap arteri atau vena ginjal.
  • Efek samping obat-obatan tertentu
  • Efek penyakit infeksi pada aliran darah, lupus sistemik, batu ginjal, dan pembesaran prostat.
  • Pada gagal ginjal kronis, kehilangan fungsi ginjal terjadi secara bertahap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Kerusakanan bisa sedemikian pelan-pelan sehingga tidak menimbulkan gejala sampai stadium akhir, yaitu ketika fungsi ginjal kurang dari 10 persen normalnya. Gagal ginjal kronis terutama disebabkan oleh diabetes dan tekanan darah tinggi yang kurang terkelola serta glomerulonefritis (radang pembuluh darah ginjal) yang kronis.
  • Pengobatan gagal ginjal tergantung pada penyebab kerusakannya dan terutama dimaksudkan untuk menghentikan penyakitnya, mengganti cairan tubuh dan melancarkan aliran darah ke ginjal. Bila ginjal tidak dapat disembuhkan lagi, pasien harus melakukan cuci darah secara rutin. Selama cuci darah, mesin ginjal tiruan dimanfaatkan untuk menyaring darah dan membuang zat-zat toksin dari tubuh. Alternatif dari cuci darah bagi pasien dengan ginjal yang rusak permanen adalah transplantasi ginjal. Dengan transplantasi, ginjal dari seorang donor dicangkokkan ke dalam tubuh pasien untuk menggantikan ginjalnya yang rusak.
dari berbagai sumber


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host