Minggu, 01 Juni 2008

BUKIT BANGKIRAI

BUKIT BANGKIRAI
Oleh : Rizka (SMKN 2)

Kota Balikpapan yang di kenal sebagai oil city ternyata menyimpan berjuta pemandangan elok nan indah dari beberapa objek wisata, jarak yang di tempuh dari dalam kota Balikpapan pun relatif dekat dengan dukungan transportasi yang mudah untuk menjangkaunya. Bagi para wisatawan Domestik maupun mancanegara dapat mencari pilihan tempat objek yang diinginkan mulai dari petualangan hutan (Bukit Bangkirai), pantai, situs perjuangan kemerdekaan makam jepang dan peninggalan meriam Jepang, taman pendidikan beruang madu, hingga Inhutani km 10. Untuk mencapai tempat objek wisata setempat tersebut, kita akan mendapat pelayanan transportasi yang mudah dan relatif terjangkau dari pusat kota Balikpapan. Selain ditunjang dengan sarana dan fasilitas yang mendukung ,kita akan merasa aman dan menikmati tujuan dengan nyaman dengan dipandu tenaga profesional.

Diantara objek wisata di Balikpapan untuk pilihan anda antara lain yang akan ditulis adalah Bukit Bangkirai. Bukit Bangkirai adalah kawasan wisata alam . Bukit Bangkirai ini terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bukit Bangkirai dapat ditempuh melalui perjalanan darat dengan roda dua atau mobil dari Kota Balikpapan atau berjarak sekitar 58 km, dari kota Tenggarong atau Samarinda dan hanya sekitar 150 km, dan 20 km dari ibukota Kecamatan Samboja. Wisata ini menawarkan pesona hutan hujan tropis yang masih alami, yang dilengkatp dengan sarana dan prasarana wisata seperti restoran, lamin untuk pertemuan, kolam renang, serta cottage maupun jungle cabin.

Kita dapat menikmati suasana hutan hujan tropis yang masih alami dan bahkan kicauan burung dan suara-suara satwa hutan lainnya pun masih dapat didengarkan. Di kawasan ini terdapat canopy bridge (jembatan tajuk) sepanjang 64 m yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai di ketinggian 30 m. Jembatan tajuk ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat di Amerika Serikat.
Meniti canopy bridge atau jembatan tajuk yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai.menyusuri jembatan gantung di ketinggian 30 meter dari muka tanah diiring desiran angin yang sejuk seirama jembatan yangberayun-ayun . sambil melihat panorama hutan hujan tropis (tropical rain forest) Bukit Bangkirai serta mengamati dari dekat formasi tajuk tegakan “Dipteropcarpaceae” yang menjadi ciri khas hutan hujan tropis, yang membentuk stratum atas yang saling sambung menyambung. Terdapat dua menara dari kayu ulin yang didirikan mengelilingi batang pohon Bangkirai.
Kawasan disebut Bukit Bangkirai karena Hutan ini didominasi oleh pohon jenis Bangkirai yang tumbuh di kawasan hutan lindung ini. (Maskot utama obyek wisata yang telah mendunia ini). ada pohon yang berusia lebih dari 150 tahun dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 m, dengan diameter 2,3 m. Pertumbuhan banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon ini memiliki nilai keindahan tersendiri.


Kawasan Bukit Bangkirai termasuk dataran rendah (primary lowland) “Dipterocarp forest” yang stabil, sehingga menjadikan tempat invasi burung dari wilayah Kawasan
Hutan Taman Wisata Bukit Soeharto (sekitar 30 km) maupun wilayah sekitarnya, ditemukan dan tercatat terdapat 113 jenis burung yang hidup di kawasan Bukit Bangkirai ini.
Jenis-jenis fauna adalah Owa-Owa (Hylobates muelleri), Beruk (Macaca nemestrina), Lutung Merah (Presbytus rubicunda), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Babi Hutan (Susvittatus), Bajing Terbang (Squiler) serta Rusa Sambar (Corvus unicolor) yang telah ditangkarkan.
Kawasan Bukit Bangkirai juga kaya akan anggrek alam minimal ada 45 jenis anggrek yang tumbuh secara alami di pepohonan yang masih hidup maupun yang sudah mati. diantaranya Anggrek Hitam (Coelegyne pandurata) yang sangat terkenal . Selain pembudidayaan anggrek-anggrek alam, juga dilakukan pengembangan anggrek silangan seperti Anggrek Kala, Anggrek Apple Blossom dan Anggrek Vanda. Selain kebun anggrek, kawasan wisata alam ini juga dijumpai kebun buah-buahan.
Kawasan Bukit Bangkirai yang luasnya mencapai 1.500 hektare ini merupakan kawasan hutan konservasi yang mempunyai peran penting untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan kehutanan. disamping pengembangkan potensi wisata alam dan penelitian ilmiah serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan hutan terutama pada flora dan fauna.

BUKIT BANGKIRAI

BUKIT BANGKIRAI
Oleh : Rizka (SMKN 2)

Kota Balikpapan yang di kenal sebagai oil city ternyata menyimpan berjuta pemandangan elok nan indah dari beberapa objek wisata, jarak yang di tempuh dari dalam kota Balikpapan pun relatif dekat dengan dukungan transportasi yang mudah untuk menjangkaunya. Bagi para wisatawan Domestik maupun mancanegara dapat mencari pilihan tempat objek yang diinginkan mulai dari petualangan hutan (Bukit Bangkirai), pantai, situs perjuangan kemerdekaan makam jepang dan peninggalan meriam Jepang, taman pendidikan beruang madu, hingga Inhutani km 10. Untuk mencapai tempat objek wisata setempat tersebut, kita akan mendapat pelayanan transportasi yang mudah dan relatif terjangkau dari pusat kota Balikpapan. Selain ditunjang dengan sarana dan fasilitas yang mendukung ,kita akan merasa aman dan menikmati tujuan dengan nyaman dengan dipandu tenaga profesional.

Diantara objek wisata di Balikpapan untuk pilihan anda antara lain yang akan ditulis adalah Bukit Bangkirai. Bukit Bangkirai adalah kawasan wisata alam . Bukit Bangkirai ini terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bukit Bangkirai dapat ditempuh melalui perjalanan darat dengan roda dua atau mobil dari Kota Balikpapan atau berjarak sekitar 58 km, dari kota Tenggarong atau Samarinda dan hanya sekitar 150 km, dan 20 km dari ibukota Kecamatan Samboja. Wisata ini menawarkan pesona hutan hujan tropis yang masih alami, yang dilengkatp dengan sarana dan prasarana wisata seperti restoran, lamin untuk pertemuan, kolam renang, serta cottage maupun jungle cabin.

Kita dapat menikmati suasana hutan hujan tropis yang masih alami dan bahkan kicauan burung dan suara-suara satwa hutan lainnya pun masih dapat didengarkan. Di kawasan ini terdapat canopy bridge (jembatan tajuk) sepanjang 64 m yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai di ketinggian 30 m. Jembatan tajuk ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat di Amerika Serikat.
Meniti canopy bridge atau jembatan tajuk yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai.menyusuri jembatan gantung di ketinggian 30 meter dari muka tanah diiring desiran angin yang sejuk seirama jembatan yangberayun-ayun . sambil melihat panorama hutan hujan tropis (tropical rain forest) Bukit Bangkirai serta mengamati dari dekat formasi tajuk tegakan “Dipteropcarpaceae” yang menjadi ciri khas hutan hujan tropis, yang membentuk stratum atas yang saling sambung menyambung. Terdapat dua menara dari kayu ulin yang didirikan mengelilingi batang pohon Bangkirai.
Kawasan disebut Bukit Bangkirai karena Hutan ini didominasi oleh pohon jenis Bangkirai yang tumbuh di kawasan hutan lindung ini. (Maskot utama obyek wisata yang telah mendunia ini). ada pohon yang berusia lebih dari 150 tahun dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 m, dengan diameter 2,3 m. Pertumbuhan banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon ini memiliki nilai keindahan tersendiri.


Kawasan Bukit Bangkirai termasuk dataran rendah (primary lowland) “Dipterocarp forest” yang stabil, sehingga menjadikan tempat invasi burung dari wilayah Kawasan
Hutan Taman Wisata Bukit Soeharto (sekitar 30 km) maupun wilayah sekitarnya, ditemukan dan tercatat terdapat 113 jenis burung yang hidup di kawasan Bukit Bangkirai ini.
Jenis-jenis fauna adalah Owa-Owa (Hylobates muelleri), Beruk (Macaca nemestrina), Lutung Merah (Presbytus rubicunda), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Babi Hutan (Susvittatus), Bajing Terbang (Squiler) serta Rusa Sambar (Corvus unicolor) yang telah ditangkarkan.
Kawasan Bukit Bangkirai juga kaya akan anggrek alam minimal ada 45 jenis anggrek yang tumbuh secara alami di pepohonan yang masih hidup maupun yang sudah mati. diantaranya Anggrek Hitam (Coelegyne pandurata) yang sangat terkenal . Selain pembudidayaan anggrek-anggrek alam, juga dilakukan pengembangan anggrek silangan seperti Anggrek Kala, Anggrek Apple Blossom dan Anggrek Vanda. Selain kebun anggrek, kawasan wisata alam ini juga dijumpai kebun buah-buahan.
Kawasan Bukit Bangkirai yang luasnya mencapai 1.500 hektare ini merupakan kawasan hutan konservasi yang mempunyai peran penting untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan kehutanan. disamping pengembangkan potensi wisata alam dan penelitian ilmiah serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan hutan terutama pada flora dan fauna.

PASAR INPRES KEBUN SAYUR BALIKPAPAN

PASAR INPRES KEBUN SAYUR BALIKPAPAN
Oleh: Izulhamdani (SMPN 9)


Balikpapan bisa jadi merupakan kota paling sibuk di pulau Kalimantan. Meskipun bukan sebagai ibu kota provinsi, tapi geliat ekonomi di kota tersebut mengalahkan Samarinda yang merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur. Tingginya kegiatan ekonomi di Balikpapan ditunjang oleh banyaknya perusahaan minyak yang beroperasi di kota ini. Selain perusahaan BUMN Pertamina, di kota ini banyak perusahaan minyak asing, Kontrak Produksen Sharing (KPS) Pertamina yang beroperasi sejak puluhan tahun silam.


Balikpapan sudah menjelma menjadi kota yang sangat sibuk dengan aktivitas ekonomi yang tinggi. Saat ini kota tersebut terus berpacu membangun berbagai infrastruktur untuk menunjang perekonomian. Plasa dan mal baru terus dibangun menjulang tinggi, di ikuti dengan sejumlah hotel, baik itu kelas Melati hingga bertaraf Internasional. Begitu juga dengan perumahan yang terus tumbuh menempati kawasan perbukitan yang banyak terdapat di kota ini.
Meskipun dijejali dengan pusat perbelanjaan modern, tapi di Balikpapan masih ada pasar tradisional yang tetap eksis bahkan menjadi salah satu tujuan wisata di kota int. Namanya Pasar Inpres Kebun Sayur yang terletak tak jauh dari Stadion Persiba Balikpapan dan kompleks Pertamina. Jangan heran, meskipun namanya Pasar Kebun Sayur, tapi di tempat ini tidak ada yang jualan sayur mayur. Pasar ini sekarang menjadi pusat sovenir bagi orang luar yang berkunjung ke Balikpapan.
Di pasar ini kita bisa mendapatkan aneka perhiasan, aksesoris dan barang khas dari Kalimantan yakni aneka bebatuan. Ratusan kios di pasar ini menjual batu perhiasan yang memang banyak terdapat di bumi Kalimantan, diantaranya Kecubung. Menurut para pedagang batu di pasar tersebut, Kecubung asli dari Kalimantan memang banyak dicari oleh penggemar perhiasan. ’’Biasanya mereka yang datang ke sini ingin mencari batu perhiasan. Bukan hanya batu mulia dari bumi Kalimantan saja yang dijual di pasar ini. Para pedagang di sini juga menjual batu jenis lain, seperti Giok, Kalimaya, Mata Kucing, Blue Savir, Jamrud, Mira Delima. Batu perhiasan itu djual dengan harga bervariasi tergantung jenisnya, mulai Rp 25 ribu sampai jutaan.
Kalau Anda tidak faham tentang batu pehiasan, lebih baik tidak membeli batu yang harganya mahal, kecuali ada teman yang mengerti seluk beluk bebatuan yang bisa memberi advis. Bagi orang awam, batu-batu itu sama saja, benda padat dengan warna yang khas dan memancarkan cahaya. Biasanya yang membeli batu-batu khusus dengan harga ratusan ribu sampai jutaan itu sudah faham tentang seluk beluk batu, tapi bagi pemula hanya beli batu yang biasa-biasa saja seharga puluhan ribu.
Selain dagangan ‘berbagai macam batu’, di pasar kebun sayur juga banyak dijual souvenir maupun aksesoris, kain batik, barang pecah belah dan sebagainya dlm bentuk khas Kalimantan, baik yang masih berupa jadi maupun belum atau dalam proses pengolahan. Bukan hanya itu pengrajin kayu dan rotanpun ada di Pasar Inpres Kebun Sayur, mereka menyediakan berbagai macam bentu-bentuk yang sangat unik sehingga kita tertarik untuk membelinya sebagai pajangan atau hiasan dirumah maupun oleh-oleh yang bercorak kalimantan terutama Balikpapan. Inilah kenapa, pasar kebun sayur selalu jadi tujuan wisata utama bila berkunjung ke balikpapan, terutama untuk para Ibu dan wanita pecinta pernik-pernik. Juga bagi para Bapak yang ingin membelikan oleh-oleh

PASAR INPRES KEBUN SAYUR BALIKPAPAN

PASAR INPRES KEBUN SAYUR BALIKPAPAN
Oleh: Izulhamdani (SMPN 9)


Balikpapan bisa jadi merupakan kota paling sibuk di pulau Kalimantan. Meskipun bukan sebagai ibu kota provinsi, tapi geliat ekonomi di kota tersebut mengalahkan Samarinda yang merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur. Tingginya kegiatan ekonomi di Balikpapan ditunjang oleh banyaknya perusahaan minyak yang beroperasi di kota ini. Selain perusahaan BUMN Pertamina, di kota ini banyak perusahaan minyak asing, Kontrak Produksen Sharing (KPS) Pertamina yang beroperasi sejak puluhan tahun silam.


Balikpapan sudah menjelma menjadi kota yang sangat sibuk dengan aktivitas ekonomi yang tinggi. Saat ini kota tersebut terus berpacu membangun berbagai infrastruktur untuk menunjang perekonomian. Plasa dan mal baru terus dibangun menjulang tinggi, di ikuti dengan sejumlah hotel, baik itu kelas Melati hingga bertaraf Internasional. Begitu juga dengan perumahan yang terus tumbuh menempati kawasan perbukitan yang banyak terdapat di kota ini.
Meskipun dijejali dengan pusat perbelanjaan modern, tapi di Balikpapan masih ada pasar tradisional yang tetap eksis bahkan menjadi salah satu tujuan wisata di kota int. Namanya Pasar Inpres Kebun Sayur yang terletak tak jauh dari Stadion Persiba Balikpapan dan kompleks Pertamina. Jangan heran, meskipun namanya Pasar Kebun Sayur, tapi di tempat ini tidak ada yang jualan sayur mayur. Pasar ini sekarang menjadi pusat sovenir bagi orang luar yang berkunjung ke Balikpapan.
Di pasar ini kita bisa mendapatkan aneka perhiasan, aksesoris dan barang khas dari Kalimantan yakni aneka bebatuan. Ratusan kios di pasar ini menjual batu perhiasan yang memang banyak terdapat di bumi Kalimantan, diantaranya Kecubung. Menurut para pedagang batu di pasar tersebut, Kecubung asli dari Kalimantan memang banyak dicari oleh penggemar perhiasan. ’’Biasanya mereka yang datang ke sini ingin mencari batu perhiasan. Bukan hanya batu mulia dari bumi Kalimantan saja yang dijual di pasar ini. Para pedagang di sini juga menjual batu jenis lain, seperti Giok, Kalimaya, Mata Kucing, Blue Savir, Jamrud, Mira Delima. Batu perhiasan itu djual dengan harga bervariasi tergantung jenisnya, mulai Rp 25 ribu sampai jutaan.
Kalau Anda tidak faham tentang batu pehiasan, lebih baik tidak membeli batu yang harganya mahal, kecuali ada teman yang mengerti seluk beluk bebatuan yang bisa memberi advis. Bagi orang awam, batu-batu itu sama saja, benda padat dengan warna yang khas dan memancarkan cahaya. Biasanya yang membeli batu-batu khusus dengan harga ratusan ribu sampai jutaan itu sudah faham tentang seluk beluk batu, tapi bagi pemula hanya beli batu yang biasa-biasa saja seharga puluhan ribu.
Selain dagangan ‘berbagai macam batu’, di pasar kebun sayur juga banyak dijual souvenir maupun aksesoris, kain batik, barang pecah belah dan sebagainya dlm bentuk khas Kalimantan, baik yang masih berupa jadi maupun belum atau dalam proses pengolahan. Bukan hanya itu pengrajin kayu dan rotanpun ada di Pasar Inpres Kebun Sayur, mereka menyediakan berbagai macam bentu-bentuk yang sangat unik sehingga kita tertarik untuk membelinya sebagai pajangan atau hiasan dirumah maupun oleh-oleh yang bercorak kalimantan terutama Balikpapan. Inilah kenapa, pasar kebun sayur selalu jadi tujuan wisata utama bila berkunjung ke balikpapan, terutama untuk para Ibu dan wanita pecinta pernik-pernik. Juga bagi para Bapak yang ingin membelikan oleh-oleh

WISATA KE MATHILDA, YUK ...

WISATA KE MATHILDA, YUK ...
Oleh : Yoyo Prasetyo (SMPN 18)


Tidak berlebihan kalau dikatakan Balikpapan adalah pintu gerbang Kalimantan Timur. Kota yang berbukit-bukit dan dihuni oleh 600.000 jiwa lebih penduduknya itu sepintas tampak teratur, rapi dan bersih. Memang pantas menjadi contoh bagi pengelolaan tata kota yang relatif lebih terencana dibanding kota-kota industri lainnya di Indonesia. Tidak dipungkiri hal ini sangat dipengaruhi oleh warisan Belanda yang sejak dulu kala membangun kota ini sebagai rangkaian penyediaan infrastruktur bagi aktifitas industri perminyakan.

Membicarakan kota Balikpapan nyaris akan selalu terkait dengan aktifitas bisnis industri perminyakan, pertambangan dan perkayuan, yang tentu kemudian terkait dengan industri perdagangan dan transportasi. Komponen itulah yang kemudian menjadi roda penggerak ekonomi kota Balikpapan. Hingga Balikpapan pun menjelma menjadi kota yang pertumbuhan ekonominya tergolong luar biasa cepat dibanding kota-kota lainnya di Indonesia.
Aktifitas industri yang berkembang pesat di hampir semua sektor di Balikpapan, praktis mengalahkan popularitas kota Samarinda yang ibukota propinsi. Maka, kota inipun siap untuk mengemban misi yang tidak maen-maen : “Menggelorakan semangat Balikpapan, Kubangun, Kujaga, dan Kubela”.
Akhirnya, ada pertanyaan rada menggelitik kenapa kota ini disebut Balikpapan? Kok bukan Balikdrum atau Baliktong, misalnya….. Kalau sudah bicara soal asal bin muasal di balik sebuah nama, maka akan berurusan dengan kata “konon”.
Konon yang pertama: Sewaktu sultan Kutai hendak membangun kembali istananya yang musnah terbakar gara-gara kalah tarung dengan Belanda, beliau memesan seribu keping papan. Namun hanya ada sepuluh keping papan yang balik ke Jenebora di Teluk Balikpapan. Oleh orang Kutai papan yang balik itu disebut “Balikpapan Tu”, hingga kawasan sepanjang teluk itu lalu disebut dengan Balikpapan.
Udah deh, kita gak usah ngomongin yang konon-konon..., gimana kalo kita berwisata ke monumen minyak Mathilda di kawasan kilang Pertamina, Jl. Yos Sudarso. Monumen Mathilda adalah bukti ditemukannya sumber minyak yang pertama pada 10 Februari 1897. Penemuan itu kemudian dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Balikpapan.
Awalnya, kawasan monumen Mathilda itu dipagar oleh pihak Pertamina, sehingga orang sulit untuk bisa memasukinya. Tapi sekarang sudah dibuatkan pintu dan boleh dikunjungi oleh siapa pun. Percaya deh, dengan mengunjungi kawasan monumen Mathilda, kita akan dapat menikmati indah dan uniknya pemandangan di kilang yang berada di sisi Teluk Balikpapan.
Kota Balikpapan memang memiliki sejumlah obyek wisata yang indah dan memesona. Ada wisata pantai, goa-goa peninggalan perang di Manggar, penangkaran buaya di Teritip, ziarah makam pangeran di Gunung Komendur dan banyak lagi. Yuk, berwisata ke Balikpapan.*


WISATA KE MATHILDA, YUK ...

WISATA KE MATHILDA, YUK ...
Oleh : Yoyo Prasetyo (SMPN 18)


Tidak berlebihan kalau dikatakan Balikpapan adalah pintu gerbang Kalimantan Timur. Kota yang berbukit-bukit dan dihuni oleh 600.000 jiwa lebih penduduknya itu sepintas tampak teratur, rapi dan bersih. Memang pantas menjadi contoh bagi pengelolaan tata kota yang relatif lebih terencana dibanding kota-kota industri lainnya di Indonesia. Tidak dipungkiri hal ini sangat dipengaruhi oleh warisan Belanda yang sejak dulu kala membangun kota ini sebagai rangkaian penyediaan infrastruktur bagi aktifitas industri perminyakan.

Membicarakan kota Balikpapan nyaris akan selalu terkait dengan aktifitas bisnis industri perminyakan, pertambangan dan perkayuan, yang tentu kemudian terkait dengan industri perdagangan dan transportasi. Komponen itulah yang kemudian menjadi roda penggerak ekonomi kota Balikpapan. Hingga Balikpapan pun menjelma menjadi kota yang pertumbuhan ekonominya tergolong luar biasa cepat dibanding kota-kota lainnya di Indonesia.
Aktifitas industri yang berkembang pesat di hampir semua sektor di Balikpapan, praktis mengalahkan popularitas kota Samarinda yang ibukota propinsi. Maka, kota inipun siap untuk mengemban misi yang tidak maen-maen : “Menggelorakan semangat Balikpapan, Kubangun, Kujaga, dan Kubela”.
Akhirnya, ada pertanyaan rada menggelitik kenapa kota ini disebut Balikpapan? Kok bukan Balikdrum atau Baliktong, misalnya….. Kalau sudah bicara soal asal bin muasal di balik sebuah nama, maka akan berurusan dengan kata “konon”.
Konon yang pertama: Sewaktu sultan Kutai hendak membangun kembali istananya yang musnah terbakar gara-gara kalah tarung dengan Belanda, beliau memesan seribu keping papan. Namun hanya ada sepuluh keping papan yang balik ke Jenebora di Teluk Balikpapan. Oleh orang Kutai papan yang balik itu disebut “Balikpapan Tu”, hingga kawasan sepanjang teluk itu lalu disebut dengan Balikpapan.
Udah deh, kita gak usah ngomongin yang konon-konon..., gimana kalo kita berwisata ke monumen minyak Mathilda di kawasan kilang Pertamina, Jl. Yos Sudarso. Monumen Mathilda adalah bukti ditemukannya sumber minyak yang pertama pada 10 Februari 1897. Penemuan itu kemudian dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Balikpapan.
Awalnya, kawasan monumen Mathilda itu dipagar oleh pihak Pertamina, sehingga orang sulit untuk bisa memasukinya. Tapi sekarang sudah dibuatkan pintu dan boleh dikunjungi oleh siapa pun. Percaya deh, dengan mengunjungi kawasan monumen Mathilda, kita akan dapat menikmati indah dan uniknya pemandangan di kilang yang berada di sisi Teluk Balikpapan.
Kota Balikpapan memang memiliki sejumlah obyek wisata yang indah dan memesona. Ada wisata pantai, goa-goa peninggalan perang di Manggar, penangkaran buaya di Teritip, ziarah makam pangeran di Gunung Komendur dan banyak lagi. Yuk, berwisata ke Balikpapan.*


Sejuknya Angin Pantai Manggar Segara Sari

Sejuknya Angin Pantai Manggar Segara Sari

Oleh : Greyn Ana Maria P Tampemawa


Siang itu Riki, Bagus, Sari, Dwi dan Ade berjalan jalan menyusuri jalan kota Balikpapan. Tak terasa, hembusan angin yang begitu sejuk membawa mereka ke daerah yang begitu dekat dengan suara ombak dan hamparan pohon kelapa yang tinggi seakan ingin menggapai langit.


“Indahnya tempat ini”, kata dwi sambil menginjakan kakinya dihamparan pasir putih.
“Manggar Beach,” sahut Ade dengan senyum manisnya.
“Aku belum pernah kesini sebelumnya, tempat ini nyaman juga ya!” kata Riki sambil duduk di sebelah bangku di bawah pohon kelapa.
“Apa,” lanjut Bagus. Sari, Dwi dan Ade dengan ekspresi yang meyakinkan.
“Benar ne kamu nggak pernah kesini?? Inikan tempat terkenal di Balikpapan”.
“Ya benar!”
“Kok bisa sih?” Jawab Ade dengan wajah kebingungan.
“Aku baru tinggal disini sekitar 6 bulan, so aku belum pernah ngerasain semua tempat asik di sini”
“Owh begitu”
Riki memang orang baru di kota Balikpapan, dia baru pindah dari Yogyakarta. Orang tuanya, bekerja di sebua perusahaan besar di Berau. Ia tinggal bersama neneknya di Balikpapan. Semua kebutuhannya terjamin, tapi satu kebutuhan yang masih belum bisa ia miliki, sebuah kasih sayang dari orang tuanya. Sejak kecil Riki memang tidak bisa medapat kasih sayang penuh dari ayah dan ibunya karna kesibukkan pekerjaan.
“Apa kalian mau es kelapa?” tanya Bagus.
“Boleh juga”.
“Oke, es kelapanya lima gelas!” teriak Bagus pada penjual es.
“Aku nggak usah,” jawab Riki sembari tersenyum.
“Kenapa? Es kelapa di sini enak loh?!” Sahut Dwi.
“Aku lagi ingin ngerasain hembusan angin”
“Ooh, dasar aneh...”
Tak terasa satu jam sudah berlalu, mereka berempat masih asik bercengkrama. Sedangkan Riki sejak tadi hanya duduk manis di bangku yang dari awal datang tadi ia duduki. Riki memang terlihat senang sekali dan tersenyum kagum dengan keindahan pantai Manggar Segara Sari.
“ Ki, pulang yok! Udah sore nih”
“ Kok pulang se, baru bentar disini??”
“Iya, tapi kan ini udah sore banget, mau sampai jam berapa kita disini?” jawab Ade.
“Riki, kita uda dua jam disini, lagian pinggangmu nggak capek apa dari tadi duduk aja di situ?” ujar Sari.
“Iya, iya ayo udah kita pulang?’.
Semalaman Riki melamun di atas ranjang tempat tidurnya. Entah apa yang ia pikirkan, hanya senyum yang ia lontarkan. Tidak henti hentinya ia membayangkan sejuknya angin yang berhembus di pantai Manggar. Keesokan harinya, Riki begitu senang hari-harinya ia jalani dengan senyum tidak seperti hari-hari sebelumnya yang yang ia jalani dengan murung. Orang-orang sekitarnya bingung dengan perubahan sikap Riki, tapi mereka senang karena Riki yang sekarang lebih baik dari Riki yang sebelumnya.
Suatu hari telepon genggam Riki berbunyi, ia segera menjawab panggilan itu, begitu terkejutnya ia ketika mendengar kabar bahwa orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan.Hatinya begitu terpukul ia hanya bisa terduduk murung. Kali ini ia benar-benar telah kehilangan kedua orang tuannya untuk selamanya.
Setibanya di rumah, Riki semakin sedih ia melihat jasad orang tuannya sedang di doakan oleh tetangga, keluarga dan orang-orang terdekatnya.
“Riki kamu harus sabar, nenek yakin kamu akan mendapat pelajaran baik dari ini,” bujuk neneknya.
“Nenek nggak akan pergi kan? Nenek akan sama aku?”
“Iya, nenek akan selalu menjagamu dengan baik, dan kini hanya nenek yang aku punya”.
Ketika di perjalanan pulang, Riki merasakan ada angin yang memanggilnya, angin itu seperti berbicara: “Ayo, Riki ikut aku ke suatu tempat, tempat indah yang belum pernah kamu liat,” bisik suara itu...
Riki langsung menyuruh supirnya berhenti, ia ingin mengikuti suara misterius yang memanggilnya. Ia turun dari mobil dan terus berlari menyusuri jalan demi jalan. Hingga tibalah ia di Pantai Manggar Segara Sari. Riki langsung berlari ke tepi pantai dan berteriak, tak menghiraukan siapa saja yang melihatnya. Ia menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba ia mendengar suara itu lagi.
“Riki, lihatlah ke sebelah kirimu seorang gadis polos tersenyum lepas di sana. Hampirilah dia!”
Riki mencoba menuruti kata-kata suara itu, ia menghampiri gadis itu dan berkata
“ Hey mengapa kamu bisa tertawa lepas seperti itu?”
“Karna aku hanya bisa tersenyum seperti ini!” jawab gadis polos itu.
“Bisa kau bantu aku?” pinta gadis itu.
“Bantu apa?”
“Aku ingin menginjakan kakiku di air laut yang sejuk ini, tapi aku selalu takut dengan kepiting yang akan menjepit kaki ku.”
“Hah...? Gadis aneh?”
“Apa kau bilang?”
“Tidak, emm aku mau membantumu ayo kita pergi!” seru Riki memberikan tangannya.
Gadis itu berjalan langkah demi langkah. Lalu ia terhenti karena merasa Riki tidak mengikutinya.
“Hey, ayo apa yang kamu tunggu?” seru gadis itu.
Riki bingung mengapa gadis itu tidak meraih tangannya? Lalu ia mengikuti gadis itu seakan akan memandunya.
“Dimana kamu? Kamu masih sama aku kan?”
“Hey aku ada di sebelah kirimu sejak tadi kenapa, kamu nggak liat aku?”
“Oh, maaf ya, aku emang nggak bisa liat kamu”
“Apa??”
“Ya, aku buta. Ayo kita lanjutkan perjalanan kita!”
Riki melamun sepanjang jalan, ia membayangkan betapa tegarnya gadis ini meski selama ini buta, tapi ia masih bisa tersenyum lepas, riang seakan-akan tidak mempunyai kekurangan sekalipun.
Sedangkan Bagus, Sari, Dwi dan Ade tak peduli lagi sekelilingnya, mereka berempat hanyut dalam keindahan pantai Manggar. Sesekali memperhatikan Riki yang sedang asik memandu gadis itu.
“Dwi, sebenarnya Pantai Manggar ini takkalah bagus dan indahnya dengan pantai tempat rekreasi lainnya yang ada di Kaltim, seperti Pulau Derawan. Yang dilengkapi denganfpasilitas seperti tempat penginapan atau sejenisnya ..” ungkap Bagus, sambil mengayun-ayunkan kakinya pada setiap hamparan ombak.
“Bukan hanya itu,” ungkap Dwi, “kalau mau sama dengan yang lain sampah-sampah juga harus diperhatikan sehingga keindahan dan kebersihannya tetap terjaga.”
“Kalau begitu, Dwi aja deh yang jadi petugas pantai,” Bagus yang setengah bercanda kepada Dwi, sambil berkata, “ Kita kan harus peduli lingkungan.”
Ade dan Sari yang sedang mengikuti langkah temannya itu, tak mau terpengaruh apa yang mereka pebincangkan.
“Ayo kita ke tengah, kapan lagi menikmati angina-angin sepoi Manggar,” kata Ade kepada teman-temannya, mengisaratkan kalau kesempatan mereka tidak terlalu banyak karena kesibukannya di sekolah. Para remaja tanggung itu memang begitu riangnya menikmati sejuknya angin yang berkesiur di pantai yang indah ini.*(Pemenang Harapan)


Sejuknya Angin Pantai Manggar Segara Sari

Sejuknya Angin Pantai Manggar Segara Sari

Oleh : Greyn Ana Maria P Tampemawa


Siang itu Riki, Bagus, Sari, Dwi dan Ade berjalan jalan menyusuri jalan kota Balikpapan. Tak terasa, hembusan angin yang begitu sejuk membawa mereka ke daerah yang begitu dekat dengan suara ombak dan hamparan pohon kelapa yang tinggi seakan ingin menggapai langit.


“Indahnya tempat ini”, kata dwi sambil menginjakan kakinya dihamparan pasir putih.
“Manggar Beach,” sahut Ade dengan senyum manisnya.
“Aku belum pernah kesini sebelumnya, tempat ini nyaman juga ya!” kata Riki sambil duduk di sebelah bangku di bawah pohon kelapa.
“Apa,” lanjut Bagus. Sari, Dwi dan Ade dengan ekspresi yang meyakinkan.
“Benar ne kamu nggak pernah kesini?? Inikan tempat terkenal di Balikpapan”.
“Ya benar!”
“Kok bisa sih?” Jawab Ade dengan wajah kebingungan.
“Aku baru tinggal disini sekitar 6 bulan, so aku belum pernah ngerasain semua tempat asik di sini”
“Owh begitu”
Riki memang orang baru di kota Balikpapan, dia baru pindah dari Yogyakarta. Orang tuanya, bekerja di sebua perusahaan besar di Berau. Ia tinggal bersama neneknya di Balikpapan. Semua kebutuhannya terjamin, tapi satu kebutuhan yang masih belum bisa ia miliki, sebuah kasih sayang dari orang tuanya. Sejak kecil Riki memang tidak bisa medapat kasih sayang penuh dari ayah dan ibunya karna kesibukkan pekerjaan.
“Apa kalian mau es kelapa?” tanya Bagus.
“Boleh juga”.
“Oke, es kelapanya lima gelas!” teriak Bagus pada penjual es.
“Aku nggak usah,” jawab Riki sembari tersenyum.
“Kenapa? Es kelapa di sini enak loh?!” Sahut Dwi.
“Aku lagi ingin ngerasain hembusan angin”
“Ooh, dasar aneh...”
Tak terasa satu jam sudah berlalu, mereka berempat masih asik bercengkrama. Sedangkan Riki sejak tadi hanya duduk manis di bangku yang dari awal datang tadi ia duduki. Riki memang terlihat senang sekali dan tersenyum kagum dengan keindahan pantai Manggar Segara Sari.
“ Ki, pulang yok! Udah sore nih”
“ Kok pulang se, baru bentar disini??”
“Iya, tapi kan ini udah sore banget, mau sampai jam berapa kita disini?” jawab Ade.
“Riki, kita uda dua jam disini, lagian pinggangmu nggak capek apa dari tadi duduk aja di situ?” ujar Sari.
“Iya, iya ayo udah kita pulang?’.
Semalaman Riki melamun di atas ranjang tempat tidurnya. Entah apa yang ia pikirkan, hanya senyum yang ia lontarkan. Tidak henti hentinya ia membayangkan sejuknya angin yang berhembus di pantai Manggar. Keesokan harinya, Riki begitu senang hari-harinya ia jalani dengan senyum tidak seperti hari-hari sebelumnya yang yang ia jalani dengan murung. Orang-orang sekitarnya bingung dengan perubahan sikap Riki, tapi mereka senang karena Riki yang sekarang lebih baik dari Riki yang sebelumnya.
Suatu hari telepon genggam Riki berbunyi, ia segera menjawab panggilan itu, begitu terkejutnya ia ketika mendengar kabar bahwa orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan.Hatinya begitu terpukul ia hanya bisa terduduk murung. Kali ini ia benar-benar telah kehilangan kedua orang tuannya untuk selamanya.
Setibanya di rumah, Riki semakin sedih ia melihat jasad orang tuannya sedang di doakan oleh tetangga, keluarga dan orang-orang terdekatnya.
“Riki kamu harus sabar, nenek yakin kamu akan mendapat pelajaran baik dari ini,” bujuk neneknya.
“Nenek nggak akan pergi kan? Nenek akan sama aku?”
“Iya, nenek akan selalu menjagamu dengan baik, dan kini hanya nenek yang aku punya”.
Ketika di perjalanan pulang, Riki merasakan ada angin yang memanggilnya, angin itu seperti berbicara: “Ayo, Riki ikut aku ke suatu tempat, tempat indah yang belum pernah kamu liat,” bisik suara itu...
Riki langsung menyuruh supirnya berhenti, ia ingin mengikuti suara misterius yang memanggilnya. Ia turun dari mobil dan terus berlari menyusuri jalan demi jalan. Hingga tibalah ia di Pantai Manggar Segara Sari. Riki langsung berlari ke tepi pantai dan berteriak, tak menghiraukan siapa saja yang melihatnya. Ia menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba ia mendengar suara itu lagi.
“Riki, lihatlah ke sebelah kirimu seorang gadis polos tersenyum lepas di sana. Hampirilah dia!”
Riki mencoba menuruti kata-kata suara itu, ia menghampiri gadis itu dan berkata
“ Hey mengapa kamu bisa tertawa lepas seperti itu?”
“Karna aku hanya bisa tersenyum seperti ini!” jawab gadis polos itu.
“Bisa kau bantu aku?” pinta gadis itu.
“Bantu apa?”
“Aku ingin menginjakan kakiku di air laut yang sejuk ini, tapi aku selalu takut dengan kepiting yang akan menjepit kaki ku.”
“Hah...? Gadis aneh?”
“Apa kau bilang?”
“Tidak, emm aku mau membantumu ayo kita pergi!” seru Riki memberikan tangannya.
Gadis itu berjalan langkah demi langkah. Lalu ia terhenti karena merasa Riki tidak mengikutinya.
“Hey, ayo apa yang kamu tunggu?” seru gadis itu.
Riki bingung mengapa gadis itu tidak meraih tangannya? Lalu ia mengikuti gadis itu seakan akan memandunya.
“Dimana kamu? Kamu masih sama aku kan?”
“Hey aku ada di sebelah kirimu sejak tadi kenapa, kamu nggak liat aku?”
“Oh, maaf ya, aku emang nggak bisa liat kamu”
“Apa??”
“Ya, aku buta. Ayo kita lanjutkan perjalanan kita!”
Riki melamun sepanjang jalan, ia membayangkan betapa tegarnya gadis ini meski selama ini buta, tapi ia masih bisa tersenyum lepas, riang seakan-akan tidak mempunyai kekurangan sekalipun.
Sedangkan Bagus, Sari, Dwi dan Ade tak peduli lagi sekelilingnya, mereka berempat hanyut dalam keindahan pantai Manggar. Sesekali memperhatikan Riki yang sedang asik memandu gadis itu.
“Dwi, sebenarnya Pantai Manggar ini takkalah bagus dan indahnya dengan pantai tempat rekreasi lainnya yang ada di Kaltim, seperti Pulau Derawan. Yang dilengkapi denganfpasilitas seperti tempat penginapan atau sejenisnya ..” ungkap Bagus, sambil mengayun-ayunkan kakinya pada setiap hamparan ombak.
“Bukan hanya itu,” ungkap Dwi, “kalau mau sama dengan yang lain sampah-sampah juga harus diperhatikan sehingga keindahan dan kebersihannya tetap terjaga.”
“Kalau begitu, Dwi aja deh yang jadi petugas pantai,” Bagus yang setengah bercanda kepada Dwi, sambil berkata, “ Kita kan harus peduli lingkungan.”
Ade dan Sari yang sedang mengikuti langkah temannya itu, tak mau terpengaruh apa yang mereka pebincangkan.
“Ayo kita ke tengah, kapan lagi menikmati angina-angin sepoi Manggar,” kata Ade kepada teman-temannya, mengisaratkan kalau kesempatan mereka tidak terlalu banyak karena kesibukannya di sekolah. Para remaja tanggung itu memang begitu riangnya menikmati sejuknya angin yang berkesiur di pantai yang indah ini.*(Pemenang Harapan)


Wisata Ziarah di Gunung Komendur

Wisata Ziarah di Gunung Komendur
Oleh : A Meinugraha (SMAN 7)



Gunung Komendur bukan saja sebagai kawasan hutan kota. Tapi ternyata di kawasan itu ada makam kerabat kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Makam Pangeran Adji Kemala Gelar Pangeran Adji Karta Intan yang wafat pada tahun 1933 silam di Balikpapan. Adji Kemala merupakan anak yang ke duapuluh dari Sultan Muhammad Suleiman yang memerintah kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada 1850-1899 silam.

Makam pangeran itu ditemukan pada hari Jumat, 19 Februari 2010. Sejak itu kawasan Gunung Komendur, Kampung Pelayaran, Prapatan, Balikpapan Selatan ramai dikunjungi orang yang mau membuktikan dengan melihat langsung makam tersebut. Jurukunci makam Suroto, menguraikan dengan ditemukannya makam tersebut merupakan fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri. “Apa yang kami lakukan ini hanya ingin menguak fakta sejarah yang terlupakan,” katanya.
Selain makam yang telah diberi atang atau batur pelindung makam, di seputarannya juga ditemukan batu-batu berupa anak tangga menuju ke goa Jepang yang tak seberapa jauh dari lokasi makam Adji Kemala. Diperkirakan bebatuan yang berwarna coklat tua itu merupakan tangga atau tempat peristirahat Adji Kemala dan kerabatnya, sambil menatap Teluk Balikpapan dan tanki-tanki minyak nun di bawah sana. Sungguh suatu panorama yang memesona.
Dengan ditemukannya makam itu, maka kini bisa dibilang kalau Kota Balikpapan mendapatkan berkah. Kawasan disana dapat dipastikan akan lebih mengundang minat masyarakat untuk bisa melihat langsung makam tersebut. Apalagi jalan menuju ke sana tidak begitu sukar, ada jalan meski kecil, tapi sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.
“Kami terbuka bagi siapa saja yang mau melakukan ziarah ke makam,” kata Suroto, sang jurukunci makam. Tapi tentu saja dengan catatan, tidak boleh melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama, seperti memuja atau meminta hal-hal yang diluar akal sehat di makam itu.
Dengan ditemukannya makam Pangeran Adji Karta Intan itu, maka kini di Balikpapan ada lokasi atau kawasan yang bisa dijadikan kawasan wisata ziarah. Apalagi di sana juga ada kafe yang menjual makanan dan minuman ringan. Pokoknya sip deh, dan nggak bakal mengecewakan karena selain bisa melihat makam Pangeran Adji Karta Intan yang bergelar Adji Kemala itu, dari ketinggian gunung Komendur bisa menyaksikan bagaimana indahnya Teluk Balikpapan dengan kapal-kapal yang berlabuh di situ.

Wisata Ziarah di Gunung Komendur

Wisata Ziarah di Gunung Komendur
Oleh : A Meinugraha (SMAN 7)



Gunung Komendur bukan saja sebagai kawasan hutan kota. Tapi ternyata di kawasan itu ada makam kerabat kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Makam Pangeran Adji Kemala Gelar Pangeran Adji Karta Intan yang wafat pada tahun 1933 silam di Balikpapan. Adji Kemala merupakan anak yang ke duapuluh dari Sultan Muhammad Suleiman yang memerintah kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada 1850-1899 silam.

Makam pangeran itu ditemukan pada hari Jumat, 19 Februari 2010. Sejak itu kawasan Gunung Komendur, Kampung Pelayaran, Prapatan, Balikpapan Selatan ramai dikunjungi orang yang mau membuktikan dengan melihat langsung makam tersebut. Jurukunci makam Suroto, menguraikan dengan ditemukannya makam tersebut merupakan fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri. “Apa yang kami lakukan ini hanya ingin menguak fakta sejarah yang terlupakan,” katanya.
Selain makam yang telah diberi atang atau batur pelindung makam, di seputarannya juga ditemukan batu-batu berupa anak tangga menuju ke goa Jepang yang tak seberapa jauh dari lokasi makam Adji Kemala. Diperkirakan bebatuan yang berwarna coklat tua itu merupakan tangga atau tempat peristirahat Adji Kemala dan kerabatnya, sambil menatap Teluk Balikpapan dan tanki-tanki minyak nun di bawah sana. Sungguh suatu panorama yang memesona.
Dengan ditemukannya makam itu, maka kini bisa dibilang kalau Kota Balikpapan mendapatkan berkah. Kawasan disana dapat dipastikan akan lebih mengundang minat masyarakat untuk bisa melihat langsung makam tersebut. Apalagi jalan menuju ke sana tidak begitu sukar, ada jalan meski kecil, tapi sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.
“Kami terbuka bagi siapa saja yang mau melakukan ziarah ke makam,” kata Suroto, sang jurukunci makam. Tapi tentu saja dengan catatan, tidak boleh melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama, seperti memuja atau meminta hal-hal yang diluar akal sehat di makam itu.
Dengan ditemukannya makam Pangeran Adji Karta Intan itu, maka kini di Balikpapan ada lokasi atau kawasan yang bisa dijadikan kawasan wisata ziarah. Apalagi di sana juga ada kafe yang menjual makanan dan minuman ringan. Pokoknya sip deh, dan nggak bakal mengecewakan karena selain bisa melihat makam Pangeran Adji Karta Intan yang bergelar Adji Kemala itu, dari ketinggian gunung Komendur bisa menyaksikan bagaimana indahnya Teluk Balikpapan dengan kapal-kapal yang berlabuh di situ.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host