Selasa, 22 Maret 2011

Anak Ku Terjangkit AIDS Sejak di Kandungan

Wilayah Papua menempati posisi pertama kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia. Penyebaran yang cepat membuat pemerintah daerah kesulitan untuk mencari solusi.Salah satu penyebab tingginya kasus AIDS di Papua adalah hubungan seks tanpa pengaman antara laki-laki hidung belang dengan pekerja seks komersial (PSK).

Dampaknya kasus AIDS tidak hanya terjadi untuk pelaku, melainkan keluarga dari laki-laki hidung belang tersebut.

Maria misalnya, warga Abepura ini adalah salah satu korban positif HIV/AIDS dari sang suami yang gemar “jajan”. Parahnya saat itu Maria tengah hamil.

Dia menceritakan, saat pertama kali saya memeriksakan diri ke Rumah Sakit Abepura, dokter menyarankan dirinya untuk melakukan Voluntary Counseling and Testing (VCT) karena saat dalam kondisi hamil dia sering sakit dan bukan demam biasa.

Setelah memeriksakan diri pada 2006 lalu, dokter menyatakan dirinya positif AIDS. Hasil tersebut membuat Maria kecewa bukan kepalang. Pasalnya dia mengaku bukan tipe orang yang suka gonta-ganti pasangan apalagi sampai melakukan hubungan badan dengan pria lain.

“Saat itu saya tanya ke Bapak Firdaus (suami Maria) apakah dia terkena AIDS? Awalnya dia tidak mau mengaku, tapi setelah didesak akhirnya dia mengaku. Rasanya saat itu saya ingin mati, karena pastinya anak yang ku kandung juga ikut terjangkit,” tuturnya saat ditemui penulis beberapa waktu lalu.

Sejak saat itu, dia dan anak yang dikandungnya harus hidup dengan kondisi menderita AIDS. Tak tahan dengan keadaan tersebut, sempat terlintas oleh Maria untuk menyudahi hidup.

Beruntung, pertengahan April 2008, dia bertemu dengan salah seorang teman lama. Kepada Yance, Maria menceritakan kondisi rumah serta penyakit yang dideritanya.

Oleh Yance, Maria dibawa ke salah satu rumah rehabilitasi di kawasan Kamkey, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua. Di rumah rehabilitasi itulah Maria dan puluhan ODHA lainnya belajar untuk tetap kuat dan tabah di tengah-tengah keterpurukan.

“Saat saya mencoba untuk tetap bertahan hidup, Tuhan lalu memberikan keajaiban pada saya. Puji Tuhan akhir April setelah melahirkan saya kembali dirangkul keluarga saya,” papar dia.

“Saat itu, papa orang yang paling membenci saya. Mereka mengaku menyesal atas perlakuan kepada saya. Papa mengaku mendapat pengarahan dari KPA agar ODHA tak seharusnya dikucilkan melainkan dirangkul dan diberikan semangat,” tutur dia.

Saat ini, Firdaus, putra semata wayang Maria sudah tumbuh menjadi balita yang lucu. Balita usia 4 tahun itu tumbuh dan berkembang selayaknya anak-anak normal yang jauh dari virus HIV. Dia memiliki banyak sahabat, namun akibat AIDS, Firdaus memiliki tubuh yang kurus dan terlihat tidak sehat.
(kem)

http://news.okezone.com/read/extend/2011/03/22/345/437555/anak-ku-terjangkit-aids-sejak-di-kandungan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host