Minggu, 01 Juni 2008

WISATA KE MATHILDA, YUK ...

WISATA KE MATHILDA, YUK ...
Oleh : Yoyo Prasetyo (SMPN 18)


Tidak berlebihan kalau dikatakan Balikpapan adalah pintu gerbang Kalimantan Timur. Kota yang berbukit-bukit dan dihuni oleh 600.000 jiwa lebih penduduknya itu sepintas tampak teratur, rapi dan bersih. Memang pantas menjadi contoh bagi pengelolaan tata kota yang relatif lebih terencana dibanding kota-kota industri lainnya di Indonesia. Tidak dipungkiri hal ini sangat dipengaruhi oleh warisan Belanda yang sejak dulu kala membangun kota ini sebagai rangkaian penyediaan infrastruktur bagi aktifitas industri perminyakan.

Membicarakan kota Balikpapan nyaris akan selalu terkait dengan aktifitas bisnis industri perminyakan, pertambangan dan perkayuan, yang tentu kemudian terkait dengan industri perdagangan dan transportasi. Komponen itulah yang kemudian menjadi roda penggerak ekonomi kota Balikpapan. Hingga Balikpapan pun menjelma menjadi kota yang pertumbuhan ekonominya tergolong luar biasa cepat dibanding kota-kota lainnya di Indonesia.
Aktifitas industri yang berkembang pesat di hampir semua sektor di Balikpapan, praktis mengalahkan popularitas kota Samarinda yang ibukota propinsi. Maka, kota inipun siap untuk mengemban misi yang tidak maen-maen : “Menggelorakan semangat Balikpapan, Kubangun, Kujaga, dan Kubela”.
Akhirnya, ada pertanyaan rada menggelitik kenapa kota ini disebut Balikpapan? Kok bukan Balikdrum atau Baliktong, misalnya….. Kalau sudah bicara soal asal bin muasal di balik sebuah nama, maka akan berurusan dengan kata “konon”.
Konon yang pertama: Sewaktu sultan Kutai hendak membangun kembali istananya yang musnah terbakar gara-gara kalah tarung dengan Belanda, beliau memesan seribu keping papan. Namun hanya ada sepuluh keping papan yang balik ke Jenebora di Teluk Balikpapan. Oleh orang Kutai papan yang balik itu disebut “Balikpapan Tu”, hingga kawasan sepanjang teluk itu lalu disebut dengan Balikpapan.
Udah deh, kita gak usah ngomongin yang konon-konon..., gimana kalo kita berwisata ke monumen minyak Mathilda di kawasan kilang Pertamina, Jl. Yos Sudarso. Monumen Mathilda adalah bukti ditemukannya sumber minyak yang pertama pada 10 Februari 1897. Penemuan itu kemudian dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Balikpapan.
Awalnya, kawasan monumen Mathilda itu dipagar oleh pihak Pertamina, sehingga orang sulit untuk bisa memasukinya. Tapi sekarang sudah dibuatkan pintu dan boleh dikunjungi oleh siapa pun. Percaya deh, dengan mengunjungi kawasan monumen Mathilda, kita akan dapat menikmati indah dan uniknya pemandangan di kilang yang berada di sisi Teluk Balikpapan.
Kota Balikpapan memang memiliki sejumlah obyek wisata yang indah dan memesona. Ada wisata pantai, goa-goa peninggalan perang di Manggar, penangkaran buaya di Teritip, ziarah makam pangeran di Gunung Komendur dan banyak lagi. Yuk, berwisata ke Balikpapan.*


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host