Cari yang haram saja susah Apalagi Yang Halal
Keluh kesah semacam itu akhir2 ini menjadi slogan sebagian masyarakat akibat dari semakin melambungnya bahan kebutuhan sehari-hari. Menjadikan kebanyakan orang gelap mata sehingga tidak lagi memperhatikan Halal dan haram dalam meraup keuntungan, Tidak lagi Peduli Perbuatannya merugikan orang lain ataukah tidak, yang penting dapat untung banyak dan dapat memenuhi kebutuhan duniawi yang semu. Akhirnya mereka melakukan berbagai jalan, pedagang mengurangi timbangannya, menimbun barang dengan harapan harga merambat naik, menipu dan lain sebagainya. Pegawai pun tak kalah, suap menyuap, Korupsi, Kolusi dan lain-lain seakan akan menjadi pemandangan biasa.
Padahal Halal dan Haramnya Harta adalah suatu yang sangat penting dan sangat berperngaruh bagi ketenangan jiwa, dan terkabulnya do’a barokah hidup dan lain sebagainya :
Dari Abu Hurairah Rasul Bersabda : Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan Hanya menerima yang baik – baik saja. Allah memerintahkan Kaum mu’minin untuk mencari yang halal dan memakan yang halal, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah memerintahkan kepada para RasulNya dengan firmanNya, yang artinya: “Wahai para rasul, makanlah dari makanan yangbaik-baik dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mukminun: 51).
Maksud makan yang baik di sini adalah yang halal. Yang demikian itu diperintahkan terlebih dahulu sebelum mengerjakan amal shaleh, karena dengan memakan yang halal akan membantu untuk melaksanakan amal shaleh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang larangan mendapatkan harta dengan cara yang haram, artinya: “Dan janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain di antara kalian dengan cara yang batil.” (QS Al-Baqarah: 188).
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada para hambaNya agar meninggalkan makanan yang kotor dan haram karena akan berpengaruh negatif terhadap hati, akhlaq dan menghalangi hubungan dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala , serta menyebabkan tidak terkabulnya do’a.
Kemudian Rasulullah menyebutkan seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut lagi berdebu. Orang tersebut menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a: “Ya Tuhanku .. Ya Tuhanku ..” Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, dan baju yang dipakainya dari hasil yang haram. Maka bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan?” (HR. Muslim, shahih).
Hadits di atas menerangkan bahwa makanan yang haram merupakan sebab tidak terkabulnya do’a.
Semoga Barokah Allah tercurah kepada Kita semua, dengan tidak menjalankan apa yang dilarang Allah SWT dan dapat menjalankan segala perintah-Nya. Amin..